Kamis, 03 Desember 2009


"Ulos"

Ada juga kebudayaan Indonesia di pulau Sumatera, tepatnya di sumatra utara salah satunya yaitu ulos. Ulos merupakan kebudayaan orang batak yang sudah lama dan sudah turun-menurun dari zaman nenek moyang orang batak.

Sebenarnya ulos banyak macamnya seperti contohnya ada ulos padang,dll.

Tapi yang lebih terkenal adalah ulos batak.Menurut sejarah orang batak ulos artinya yaitu selimut yang berbentuk selendang. Menurut leluhur Batak, ulos merupakan lambang kasih sayang dan dapat memberikan kehangatan dan juga menyimbolkan persatuan. Yang dalam bahasa bataknya yaitu “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong", yang artinya: jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.

  • Sejarah Ulos Batak

Ceritanya zaman dulu nenek moyang suku batak adalah manusia2 gunung,disebut manusia gunung karna kebiasaan mereka tinggal dan berladang di kawasan pegunungan. Dengan mendiami dataran tinggi berarti mereka harus siap berperang melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari sinilah sejarah ulos bermula.


Pastinya ulos gax langsung menjadi suatu hal yang sakral. Sesuai dengan hukum alam ulos juga telah melalui proses yang cukup panjang yang memakan waktu cukup lama, sebelum akhirnya menjadi salah satu simbol adat suku Batak seperti sekarang. Berbeda dengan ulos yang disakralkan yang kita kenal, dulu ulos malah dijadikan selimut atau alas tidur oleh nenek moyang suku Batak. Tetapi ulos yang mereka gunakan kualitasnya jauh lebih tinggi, lebih tebal, lebih lembut dan dengan motif yang sangat artistik.



Dari proses yang panjang,kini ulos memiliki simbolik untuk berbagai hal dalam segala aspek kehidupan orang Batak. ulos menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan adat suku Batak. Dan ulos juga digunakan dalam berbagai acara pesta2 adat dan acara pernikahan orang batak.

Dan yang paling penting dalam adat orang batak adalah mangulosi. Mangulosi secara luas berarti memberikan ulos. Mangulosi bukan sekadar pemberian hadiah biasa, karena ritual ini mengandung arti yang cukup dalam. Mangulosi melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan dan kebaikan-kebaikan lainnya.


Sekarang ini ulos dapat diberikan oleh orang non-Batak. Pemberian ini bisa diartikan sebagai pemberian penghormatan dan kasih sayang kepada penerima ulos, misalnya pemberian ulos kepada presiden ato pejabat tinggi negara laennya.
Dan ulos sekarang sangat femiliar dimata kita, selain motif dan proses pembuatan sederhana lebih mudah, harganyapun lebih terjangkau. Tapi laen halnya dengan ulos kelas atas, harganya mahal, itu karna kualitas bahannya yang baik dan proses pembuatannya yang cukup rumit. Harganya berkisar antara ratusan ribu dan jutaan rupiah. Misalnya songket yang digunakan dalam upacara pernikahan adat batak.

Dan kita sebagai masyarakat Indonesia seharusnya bangga memiliki budaya yang begitu beragam dan kita harus melestarikanya: kp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar