
"KERIS"
Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan kebudayaannya. Salah satu kebudayaan di Indonesia adalah "keris"
Di Indonesia keris banyak macam dan bentuknya, dan juga banyak terdapat di beberapa daerah di Indonesia.
Sejarahnya keris adalah senjata pusaka yang tidak semua orang dapat memilikinya. Keris juga dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama dan tidak dijual secara bebas.
Salah satu keris yang akan saya jelaskan adalah "Keris Mpu Gandring". Menurut sejarahnya itu keris mpu gandring ditemukan di Malang,Jawa Timur. Ceritanya kalo keris mpu gandring ini terkenal karena kutukannya yang memakan banyak korban tapi cuma dari kalangan elit aja,termasuk juga pendiri dan pemakainya.
Dulu itu sejarah bisa adanya keris mpu gandring di mulai dari seorang yang menurut seorang brahmana adalah seorang titisan wisnu,dia memesan keris dengan seorang pandai besi yang terkenal yang bernama Mpu Gndring.Ken Arok menyuruh Mpu Gandring untuk menyelesaikan keris pesanannya itu dalam waktu 1 malam saja,itu merupakan suatu hal yang sangat mustahil karena keris bukanlah suatu benda yang dengan begitu mudah dapat diselesaikan begitu saja pada masa itu.
Namun Mpu gandring berusaha untuk meyelesaikan keris tersebut dengan menggunakan kekuatanya dan dia juga memindahkan kekuatannya itu ke keris tersebut. Setelah keris itu jadi dan konon katanya keris tersebut memiliki kekuatan supranatural yang tidak ada bandingannya dengan keris pusaka laen pada masa itu,kemudian dia membuat sarung keris tersebut. namun belum lagi keris itu selesai Ken Arok datang dan mengambil keris itu dan dia menguji kesaktian keris tersebut,ditusukkan keris tersebut ke Ken Arok.
Dalam keadaan sekarat Ken arok mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok.
Nah, begitulah kira-kira terbentunya keris Mpu Gandring..... ^
BAGIAN-BAGIAN KERIS
- Pegangan keris ato hulu keris
Pegangan keris ini bermacam-macam motifnya untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai patung dewa, patung pedande,patung raksaka, patung penari , pertapa, hutan ,dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia.Pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung yang digunakan pada keris Riau Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti
Aceh, Bangkinang (Riau) , Palmbang,Sambas,
Kutai,
Bugis,
Luwu,
Jawa,
Madura dan
Sulu,
keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak yaitu kayu.Untuk pegangan
keris Jawa, secara garis besar terdiri dari
sirah wingking ( kepala bagian belakang ) ,
jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan) ,
weteng dan
bungkul.
- Warangka ato sarung keris
Warangka, atau sarung keris (bahasa Banjar : kumpang), adalah komponen keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, paling tidak karena bagian inilah yang terlihat secara langsung. Warangka yang mula-mula dibuat dari kayu (yang umum adalah jati, cendana, timoho, dan kemuning). Sejalan dengan perkembangan zaman terjadi penambahan fungsi wrangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading. Secara garis besar terdapat dua bentuk warangka, yaitu jenis warangka ladrang yang terdiri dari bagian-bagian : angkup, lata, janggut, gandek, godong (berbentuk seperti daun), gandar, ri serta cangkring. Dan jenis lainnya adalah jenis wrangka gayaman (gandon) yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat angkup, godong, dan gandek. Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan menghadap raja, acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkawinan, dll) dengan maksud penghormatan. Tata cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk (stagen) pada pinggang bagian belakang (termasuk sebagai pertimbangan untuk keselamatan raja ). Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun di belakang (pinggang belakang).
Wilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah
keris, dan juga terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut
dapur, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur
jangkung mayang,
jaka lola ,
pinarak,
jamang murub,
bungkul ,
kebo tedan,
pudak sitegal, dll. Pada pangkal wilahan terdapat
pesi , yang merupakan ujung bawah sebilah
keris atau tangkai
keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan
keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah
Jawa Timur disebut
paksi, di Riau disebut
puting, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut
punting. Pada pangkal (dasar
keris) atau bagian bawah dari sebilah
keris disebut
ganja (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya
aring). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya
tosan aji mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan
lingga dan
yoni, dimana
ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut
sirah cecak, bagian lehernya disebut
gulu meled , bagian perut disebut
wetengan dan ekornya disebut
sebit ron. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam,
wilut ,
dungkul ,
kelap lintah dan
sebit rontal.
Luk, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah
keris, dan dilihat dari bentuknya
keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu
keris yang lurus dan
keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal
keris ke arah ujung
keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu
gasal (
ganjil) dan
tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada
keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut
keris kalawija, atau
keris tidak lazim.
"Keris Modern"
Yang sekarang kita lihat adalah keris modern. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) dan Kerajaan Mataram baru (abad ke-17-18).
Kebanyakan kolektor keris lebih seneng menggolongkannya sebagai "keris kuno" dan "keris baru" yang istilahnya disebut nem-neman( muda usia atau baru ).Intinya adalah "keris kuno" yang dibuat sebelum abad 19 masih menggunakan bahan bijih logam mentah yang diambil dari sumber alam-tambang-meteor ( karena belum ada pabrik peleburan bijih besi, perak, nikel,dll), sehingga logam yang dipakai masih mengandung banyak jenis logam campuran lainnya, seperti bijih besinya mengandung
titanium,
cobalt,
perak,
timah putih,
nikel,
tembaga dll. Sedangkan keris baru ( setelah abad 19 ) biasanya hanya menggunakan bahan besi, baja dan nikel dari hasil peleburan biji besi, atau besi bekas ( per sparepart kendaraan, besi jembatan, besi rel kereta api dll ) yang rata-rata adalah olahan pabrik, sehingga kemurniannya terjamin atau sedikit sekali kemungkinannya mengandung logam jenis lainnya.
Keris baru dapat langsung diketahui kandungan jenis logamnya karena para Mpu membeli bahan bakunya di toko besi, seperti besi, nikel, kuningan dll. Mereka tidak menggunakan bahan dari bijih besi mentah ( misalkan diambil dari pertambangan ) atau batu meteorit , sehingga tidak perlu dianalisis dengan isotop radioaktif. Sehingga kalo ada keris yang dicurigai sebagai hasil rekayasa , atau keris baru yang berpenampilan keris kuno maka penelitian akan mudah mengungkapkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar